Kamis, 03 September 2009

TAHU,makanan murah selera masyarakat.


Siapa yang tidak mengenal tahu?. Hampir semua orang pasti mengenal tahu terutama orang Indonesia. Dengan harga yang cukup terjangkau hampir semua orang mengkonsumsinya. Makanan yang terbuat dari kedelai ini konon berasal dari china. Kata tahu sendiri berasal dari bahasa hokkian ( tauhu) yang berarti kedelai yang difermentasikan.

Pada tahu terdapat kandungan protein yang cukup tinggi yang setara dengan mutu protein hewani. Kandungan gizi berupa karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air juga ada pada tahu. Namun, kandungan air yang cukup tinggi pada tahu membuat tahu menjadi cepat rusak karena mudah ditumbuhi mikroba.

Proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa ampas kedelai yang telah dicuci dan dapat digunakan untuk pakan ternak. Sedangkan, limbah cairnya berasal dari hasil pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai, pemasakan, dan larutan bekas perendaman kedelai. Limbah cair yang dihasilkan sekitar 15 - 20 l/kg bahan baku kedelai, bahan pencemar TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD sebesar 65 kg/kg bahan baku kedelai, dan COD sebesar 130 g/kg bahan baku kedelai(EMDI & BAPEDAL, 1994). Jika,sebuah perusahaan tahu mempunyai 50 kg bahan baku tahu maka limbah cair yang dihasilkan kira-kira 750-1000 l,TSS 1500 kg, BOD 3250 g,dan COD 6500 g.

Kebanyakan dalam proses pembuatan tahu, limbah cairnya langsung dibuang ke lingkungan seperti sungai tanpa melalui filter (penyaringan). Biasanya berupa air yang sangat panas,sisa pemasakan kedeliai, yang dapat membunuh organisme dalam sungai. Selain itu, hal ini dapat memberikan dampak negatif lain seperti pencemaran air, sumber penyakit, bau tak sedap, meningkatkan prtumbuhan nyamuk, dan menurunkan keindahan lingkungan sekitar. Meskipun demikian, kandungan organik pada limbah cair ini yang salahatunya berupa gas metana (CH4) dan dapat berpotensi untuk dijadikan biogas melalui proses anaerobik. Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Namun, proses dekomposisi gas ini memerlukan waktu sekitar 8 - 10 hari.


1 komentar: